Tuesday 23 June 2009

From Retardation to Maturity

Aku sangat merindukan hal ini. Buih ombak yang bening tak berwarna. Pasir putih bersih tertata rapi di sekeliling pantai. Mereka menyambut dengan gembira setiap ombak yang datang menghujam. Belum lagi kokohnya batu karang yang dengan tegak menantang derasnya ombak tanpa ragu. Pohon kelapa yang melambai seakan menyapaku dengan senyuman.
Sejurus aku melihat, ada sekelompok burung camar yang terbang ke arah utara. Mereka bebas mengepakkan sayapnya dan terbang dengan pasti. Menuju tempat dimana mereka biasa bercengkrama satu sama lain. Aku membayangkan, indahnya kehidupan mereka. Bebas, tanpa ada rintangan. Mereka tak pernah menemui ketidakpastian. Peperangan hati tak akan pernah mereka rasakan. Ohh,, sungguh sempurna..
Tiba-tiba, sebuah kelapa berwarna hijau segar jatuh menggelinding persis di sisi kiriku. Aku tersentak, lalu mengambil buah itu. Aku mengamatinya dengan perlahan. Keinginanku untuk menyantap air buah itu tak bisa dibendung. Dan dengan segera aku memukulkannya ke batu karang yang kuat lagi kasar.
Kelapa itu diam, hening, dan tak berdaya. Dia sudah tak bernyawa. Kulitnya robek. Badannya penuh dengan guratan-guratan kasar. Dia mengeluarkan banyak darah tak berwarna. Dagingnyapun telah habis ku keruk. Tubuh hijau bulat yang anggun kini telah kuhancurkan tanpa belas kasihan. Tapi dia hanya diam. Dia rela. Dia senang dia bisa menjadi berguna bagi manusia.
Lalu terpikir olehku tentang batu karang yang tadi kujadikan penghancur kelapa. Dia kasar dan kuat. Dia tak pernah takut akan apapun. Menghadang gempuran jutaan ton air. Namun, dia hanya bisa bertahan. Tak memiliki inisiatif. Tak punya agresivitas untuk menyerang balik seperti yang air lakukan padanya.
Hari sudah larut ketika aku tersadar dari lamunanku.. Cahaya matahari kini tak sesempurna sore tadi. Aku harus segera pulang. Aku harus segera pergi sebelum kegelapan menutupi diriku. Aku sungguh bahagia malam ini. Kini aku mengerti siapa dan untuk apa aku dilahirkan...
Aku bukan lagi seekor burung camar yang terbang bebas menyusuri awan. Sudah cukup aku lama aku menjadi batu karang yang kuat namun hanya menunggu. Kini, aku harus menjadi buah kelapa. Yang jatuh dengan sendirinya, rela untuk dihancurkan, tak mengeluh walau disakiti, demi keinginanku untuk menjadi manusia multifungsi............

Graciaaassss! .diL

Sunday 21 June 2009

Chew, chew, chew.....

Sadar gak kadang kita suka ngelakuin hal2 yang sebenernya itu gak jelas esensinya?
Gw sering mempertanyakan hal2 berikut:

1. Knapa sampe jadi mahasiswa kita tetap harus belajar yang namanya PPKn / PMP/ Kewiraan/ Kewarganegaraan atau sejenisnya? Apa sih alasan utamanya? Toh itu tetep gak mempengaruhi tindakan orang apakah sesuai sama pancasila atau nggak..

2. Imam sholat jumat/ maghrib/ apapun. Pokoknya yang kalo sholat jamaah bacaannya mesti kenceng ( Gak boleh dalam hati imamnya). Kebanyakan membaca surat2 yang panjang dan gak biasa. Misalkan gini,, sholat jumat gak mungkin ada imam baca surat al-ikhlas dan an-nas Pada percaya gak sih kalo tuh imam sholat sendiri bakalan baca surat2 panjang itu?? Apaa yaa tujuannya? Mungkin gak sih dia cuma (maaf) pamer?
Jujur,, gw bukannya males ngikutin imam kalo bacaannya panjang, gw cuma mempertanyakan ini.
3. Orang tua sering nyuruh dan marah ke anaknya tanpa alasan yang jelas. Dalam artian cuma pelampiasan emosi urusan kantor. Case, waktu kecil anak disuruh belajar mati2an. Les sana les sini. Kalo mau ujian sgala video game diumpetin. Komputer dimatiin. Dan gak ada sms/ telfon/ kontek sama teman2nya..
Buat apa sih sebenernya?
OK! Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak2nya. Tapi meskipun anak udah usaha mati2an kalo seandainya rapot tu anak jelek dimarahin? Di sini, gw jadi mempertanyakan tujuan orang tua nyuruh anaknya blajar. Apa bener2 tulus demi kebaikan anaknya? Atau supaya kalo ditanya dia bisa membanggakan anaknya yang kuliah di UI, ITB, UGM. Rangking 1 dari sd sampe sma. gitu? Pada akhirnya, hasil dari sebuah tindakan bakalan meleset jauh dari esensi tindakan itu sendiri.
4. Gw suka bgt orang yang punya pandangan berbeda dari yang lain. Bukan cuma orang yang ikut2an. Bukan orang yang cuma jadi buntut. Bukan orang yang cuma bisa ngangguk kalo ada dialog. Dari dulu kita disuruh nuntut ilmu setinggi langit. Kita diperintahkan agama untuk mencari ilmu sampai ke liang kubur. Kenapa kita gak pernah diperintahin buat menciptakan ilmu baru? Ok. Katakanlah ilmu itu datengnya dari tuhan. Tapi knapa jarang banget orang yang mencari sendiri ilmu lain dari yang udah ada sebelumnya. Buat mikirin filosofi baru yang lebih sarat makna daripada sekedar logaritma atau akuntansi biaya? Hidup ini luas bung. Hidup ini gak se-sempit sendal jepit balita yang gak akan bisa lo pake lagi. Seiring berjalannya waktu, lo harus beli sendal baru yang tentu dengan model baru dan harga yang baru pula..!
5. Kalo ada orang yang berpikiran hidup ini gak fair. Gw setuju!! Tapi kalo ada orang yang sampe terus2an mikirin dan mencari keadilan gw BENAR2 GAK SETUJU. Perhatiin deh. Tangan kanan lo kalo bisa ngomong mungkin bakal protes sama diri lo sendiri. Karena dia diperlakukan gak adil sama tangan kiri lo. Dia lebih banyak dipake. Dia lebih sering pegel. Sedangkan tangan kiri lo lebih sering nganggur. Paling banter dipake waktu lo di wc. Sesudahnya? None! Ya allah..
Kalo lo merasa diperlakukan sebagai korban, dan terus2an lemah karena itu,, lo pikirin hal ini deh. Pasti lo bakalan malu sama diri sendiri...... Dan keadilan yang benar2 nyata cuma ada di akhirat. Sisanya, keadilan itu nihil..

Nah, dari case2 di atas gw harap lo bisa terbantu dan lebih menghargai setiap inti dan esensi tindakan lo. Pesen gw sih,, kalo lo gak tau esensi dari apapun yang lagi lo lakuin, lo gak akan pernah menghargai waktu dan mensyukuri apapun yang udah lo dapetin sampe saat ini..
Cerna deh!

notes : Special hanks to Mrs.D.J Sulichah, this quotation (Marked as Title) makes my world wider, happier, and influencing me to create something out of nothing...

Monday 8 June 2009

Through this life happily

Wise man ever said that if you try to find happiness then you'll never find it. Because happiness is created not found..
Inspired by this quotation. I'm going to share my point of view 'bout the way the speaker think of...

Comfort. One word, lot of meaning. Something that everybody is looking for. Something that every mankind will try his best to have it. A mystical component that urgently needed. A reason for the citizen to choose where the place will be suited to live. A tool that damnly required for having a wedding party.
Ever felt a dramatic scene of life that made u affraid to moved on? Or listened to other's stories that made ur tears stream? Yes, im more than certain you had have it. You'd already known that those stories would make u sad. But why did u keep listening their stories? Even more you shared ur tears with those people right after the phonecall was stopped.
Simple answer, comfy. You created your comfort by helping people. You unfolded your happiness to them. You wanted your heart to beat constantly and stay relax. This is one of million examples.
Happiness can't be bought. What do you feel if your surroundings are untidy and smells terrible, even if your home is located in Melross Place? Some people may feel it as a normal condition in particular. But most of us will upset as we live in a pig house. So , unless we call the cleaning service we won't live happily in our luxurious and well designed home.
A breadwinner doesn't really need a new delicate spring bed to relax his mind. He also don't mind if his stomach suffers because of his unscheduled meal. The first thing that he really want is to watch his kids spread their smile towards him. He must have felt that his sweat has fully been paid off.

A bit explanation four u guys who've been treated unfair. And those who had run as a victim on their past. Create your own happiness...!!!